Sabtu, 23 Februari 2008

Wanita oh Wanita......

Allah SWT tidak menciptakan wanita dari kepala laki-laki untuk dijadikan atasannya. Tidak juga Allah SWT ciptakan wanita dari kaki laki-laki untuk dijadikan bawahannya. Tetapi Allah menciptakan wanita dari tulang rusuk laki-laki, dekat dengan lenganya untuk dilindunginya, dan dekat dengan hatinya untuk dicintainya.

Allah tidak menciptakan wanita sebagai komplementer atau sebagai barang substitusi apalagi sekedar objek buat laki-laki. Tetapi Allah menciptakan wanita sebagai teman yang mendampingi hidup Adam tatkala kesepian di surga. Juga Allah ciptakan wanita sebagai pasangan hidup laki-laki yang akan menyempurnakan hidupnya sekaligus sebab lahirnya generasi, disamping tunduk dan beribadah kepada Allah tentunya.

Tetapi mengapa tetap saja ada laki-laki yang tunduk di bawah kaki wanita. Mengemis cintanya, berharap kasih sayangnya dengan menggadaikan kepemimpinan, bahkan kehormatan dan harga dirinya.

Wanita dipuja bagai dewa, disanjung bagai Dewi Shinta, yang banyak menyebabkan laki-laki buta mata, buta telingga, bahkan buta mata hatinya. Namun ada juga yang menganggap rendah wanita. Wanita dinista, dihina. Kesuciannya dijadikan objek yang tidak bernilai harganya. Tenaganya dieksploitasi bagaikan kuda. Kelembutannya dijadikan transaksi murahan yang tak seimbang valuenya.

Wanita dijadikan sekedar pemuas nafsu belaka, bila habis madunya, dengan seenaknya di buang ke keranjang sampah, atau dianggap sandal jepit yang tak berguna.

Jika wanita itu adalah ibu kita, kakak atau adik perempuan kita, dan anak kita, relakah kita melihat mereka menjajakan diri di gelapnya malam yang mencekam. Relakah kita melihat mereka membanting tulang mengumpulkan ringgit atau real dengan mayat terbujur kaku sebagai resikonya?

Jika wanita itu adalah ibu kita, kakak atau adik perempuan kita, dan anak kita, relakah kita membiarkannya seperti seonggok jasad hidup yang tidak memiliki nilai guna?

Jika wanita itu adalah ibu kita, kakak atau adik perempuan kita, dan anak kita, relakah kita membiarkannya beringas, liar, ganas, tidak berpendidikan, bodoh, dunggu, hanya karena ketidakmampuan ayah memberi nafkah, karena ketidakmampuan kita medidik dan mencintainya, karena ketidakmampuan kita melindunginya, sebagaimana Allah menciptakan wanita dari tulang rusuk laki-laki, dekat dengan lengannya untuk dilindunginya, dekat dengan hatinya untuk dicintainnya.

Ia tetap wanita, yang diciptakan Allah SWT dengan segala kelebihan dan kekuranganya. Tidak bisa manusia dengan akalnya yang kerdil ini mengganti kedudukannya apa lagi fitrahnya.
Ia bagaikan sekuntum bunga terpelihara, tidak semua kumbang bisa menghisap madunya. Lemah lembutlah dalam memperlakukannya, karena kalau tidak, ia bisa seganas srigala.

Rabu, 06 Februari 2008

Lelaki Metrosexual

Metrosexual? sama dengan Gay? Ataukah sebuah perilaku sex menyimpang?
Pertanyaan seperti ini yang mungkin menghantui kepala Anda. Baju ketat yang fashionable dan aroma parfum yang "melenghir" .Dapat dikatakan bahwa lelaki metrosexual adalah pria masa kini yang ikut menyesuaikan diri dengan tuntutan jaman.

Bahkan lahirnya pria metrosexual adalah ulah arus modernisasi dunia, dimana pria juga dituntut rapi dan bersih. Tidak benar jika menyamakan para pria pesolek ini dengan gay! Mereka memang suka sekali memakai barang-barang yang hanya dimiliki kaum gay. Tapi jangan harap mereka akan melirik pria di kafe, mal, atau dimana saja! Para pria ini menganggap dirinya lebih perhatian, romantis, dan keren. Sedangkan pria biasa menganggap dirinya lebih unggul dan ingin menguasai perempuan.

Para pria metrosexual ini salah satunya adalah David beckham. Suami Victoria Beckham ini sangat suka sekali berganti tatanan rambut, perawatan tubuh, narsis, dan fashion-oriented. Terlepas dari hobinya yang genit, pria metrosexual memiliki perasaan yang lebih halus dan dapat dikatakan memiliki perasaan wanita. Sensitif dan mengerti perasaan wanita, pria seperti ini mungkin tidak terlihat maskulin. Akan tetapi para pria ini cenderung lebih setia dan menghargai wanita.

Ciri-ciri pria metrosexual:

  • Selalu ingin tampil rapi, bersih, dan wangi
  • Sensitif dan mengerti perasaan wanita
  • Rajin ke salon, bahkan bisa sampai 2 kali seminggu
  • Mengenal merk terkenal dengan baik
  • Mampu berbelanja selama berjam-jam tanpa merasa lelah
  • Rajin menyambangi pusat - pusat kebugaran
  • Suka akan fashion dan selalu mengikuti trend terbaru
  • Berpikiran lebih liberal dan santai
  • Tidak seperti pada pria umumnya yang lebih otoriter dan membedakan status

Minggu, 03 Februari 2008

Bangsa Indonesia : Mau Kemana Kita?

Fa aina tadzhabuun? Maka kemanakah kamu akan pergi? Jalan mana yang hendak kamu tempuh?

Saatnyalah kini pertanyaan itu kita ajukan terhadap hati nurani kita, karena sewajibnyalah kita tahu arah dan tujuan yang akan kita tuju. Sepantasnyalah kita menyadari ke muara manakah arus membawa kita, dan tahu pula ke pelabuhan mana bahtera kita akan berlabuh.

Agar mendapatkan jalan yang lurus, tentunya seorang muslim harus beragama dengan baik dengan mematuhi norma-norma agama, menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan serta selalu mengindahkan tegoran pemberi nasehat yang bersemayam di dalam hatinurani.

Untuk itu, Dengan menukil keterangan Rasulullah Saw:, Abu Hurairah menawarkan beberpa jalan keselamatan yang bisa kita tempuh dalam mengarungi kehidupan ini. Ada tiga perkara yang menyelamatkan;

Pertama, Takut kepada Allah dimanapun berada dan dalam keadaan bagaimanapun.

Dengan menyadari bahwa hidup kita ini selalu dalam pengawasan Allah SWT, setiap apa yang kita katakan, yang kita perbuat, yang kita lakukan dalam hidup ini tidak lepas dari catatan para malaikat-Nya. Niscaya akan menjadikan hidup kita terpimpin lurus di jalan yang diridhoi-Nya.

Dikisahkan pada zaman pemerintahan Umar bin Khattab ra, beliau mengeluarkan peraturan yang melarang memperjualbelikan susu yang dicampur dengan air. Alkisah ada seorang ibu dengan anak gadisnya. Si ibu hendak menjual susu dicampur dengan air karena mengharapkan keuntungan yang lebih. Namun anak gadisnya mengingatkan ibunya pada larangan Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Ibu itu berkata : ’Lho bukankah Amirul Mukminin jauh dari kita? Sudah tentu beliau tidak melihat apa yang kita lakukan’. Sang gadis menjawab dengan tegas:”Kalau saja Amirul Mukminin tidak melihat kita, bukannya Tuhan-nya Amirul Mukminin tetap melihat kita?”

Kedua, Menghemat dalam mengatur penghidupan.

Harta adalah amanat Allah yang akan dipertanggung jawabkan disisi-Nya. Maka berhati-hatilah dalam menggunakanya. Harta yang kekal adalah harta yang diinvestasikan di jalan Allah. Sedangkan yang digunakan selain di jalan Allah akan sia-sia

Seharusnya kita menyadari bahwa berbagai fasilitas dalam kehidupan yang kita miliki, pada hakekatnya adalah hanya sarana untuk kelancaran beribadah dan bertaqwa kepada Allah. Dengan demikian, semakin banyak fasilitas yang kita miliki, seharusnya semakin baik dalam beribadah dan semakin tinggi kualitas ketaqwaannya. Orang bijak mengatakan ’letakkan hartamu ditangan, jangan kau biarkan ia menguasai hatimu’.

Bersikap sederhana ketika kaya, dan tetap menjaga kehormatan ketika dalam keadaan fakir. Niscaya akan menjadi jalan hidup selamat dunia akherat.

Ketiga, Menempatkan diri secara wajar baik dikala senang atau dikala marah.

Didalam diri seseorang ada pendorong yang mewujudkan berbagai keinginan, seperti: ingin makan, minum, berpakaian bagus, bersenang-senang, memiliki kekayaan yang banyak dan sebagainya. Selain itu ada pula perasaan tidak enak kalau dihina orang lain, diganggu kehormatan, disakiti/didzalimi dan sebagainya.

Hal ini menandakan didalam diri manusia ada dorongan hawa nafsu, dan apabila dibiarkan sekehendaknya maka akan menimbulkan pertentangan dengan orang lain, karena mungkin saja tindakan yang diambil akan menyinggung perasaan dan kehormatan orang lain. Pesan Rasulullah SAW :” Takutlah (jauhilah) perbuatan dzalim. Sesungguhnya kedzaliman itu akan menimbulkan kegelapan [malapetaka] pada hari kiamat”.

Oleh sebab itu, seyogyanya kita dapat mengendalikan hawa nafsu yang ada dalam diri kita, agar segala ucapan, perbuatan dan sikap kita dapat disaring dengan hati yang bersih disertai dengan ketentuan hukum Allah. Apabila baik kita lakukan dan bila tidak baik, kita tinggalkan.

Jumat, 01 Februari 2008

kulit putih, apakah sebuah jaminan "laku"?

Bagi perempuan, memelihara kecantikan adalah bagian dari gaya hidup. Agar tetap tampil cantik, banyak sekali wanita yang berlomba-lomba melakukan berbagai cara,mulai yang instan sampai yang bertahan lama.

Tujuannya, tak lain agar bisa menjaga kecantikannya. Berbagai produk juga banyak ditawarkan untuk memperoleh kecantikan dan warna kulit yang diinginkan. Namun sayang, banyak wanita Indonesia yang tidak hati-hati dan jeli dalam memilih produk kecantikan yang tepat guna,yang sesuai karakteristik kulit orang Asia atau Indonesia, karakteristik kulit yang didominasi pigmen cokelat. Semua itu dilakukan hanya untuk memutihkan kulitnya yang awalnya berwarna sawo matang....padahal emang udah aslinya, turunan dari nenek moyang Melayu klo kulit Asia itu berpigmen dominan COKLAT. Belum lagi kondisi iklim tropis di Indonesia, dimana intensitas sinar matahari sangat tinggi. (pastinya kejemur terus donk....klo kulit putih kena matahari, jadinya putih memerah gitu...)

Tidak lepas juga dari pandangan masyarakat di Indonesia bahwa kulit yang cantik adalah kulit putih. Banyak sekali produk kecantikan yang bagus, tapi belum tentu sesuai karakteristik kulit orang Indonesia. Akhirnya, ketika digunakan tidak sesuai bahkan terkadang berakibat tidak baik atau merugikan kesehatan kulit. Terutama, pada penggunaan produk yang memang bersifat instan. salah satu dari teman saya pernah mencoba salah satu produk yang dinamakan dengan "SUNTIK PUTIH"..yup, it works, kulitnya jadi putih kayak orang jepang..tapi dirinya jadi tampak ga original....(karena kita sudah tahu aslinya..hehe)

Lalu timbul sebuah pertanyaan, mengapa kecantikan perempuan Indonesia selalu diukur dari kulit putih sempurna, badan yang langsing-kurus, bibir tipis? Coba simak iklan-iklan di TV, koran, majalah, dan tabloid wanita yang beredar. Banyak sekali iklan yang ditujukan untuk perempuan yang erat kaitannya dengan kecantikan fisik. Iklan tersebut selalu berkaitan dengan berbagai cara untuk memutihkan kulit, menghilangkan selulit, menipiskan bibir, menurunkan berat badan—hanya beberapa yang mengiklankan tentang cara untuk menambah berat badan, dan banyak juga iklan yang memberikan jasa untuk jimat-jimat agar disayangi suami/pacar atau bos. Banyak juga ragam iklan yang tujuannya untuk mempercantik perempuan secara fisik.

Mengapa ukuran kecantikan perempuan hanya dilihat dari keadaan fisik? Bukankah seorang perempuan juga mempunyai hati nurani, intelegensia, kepribadian dan ‘inner beauty’ yang dapat menjadikannya mempunyai kecantikan yang abadi? Tidak semua perempuan dilahirkan cantik sebagaimana image yang sudah dikonstruksikan secara sosial.

Apakah perempuan yang dilahirkan dengan tidak membawa kecantikan tersebut harus hidup dengan perasaan rendah diri dan mencoba untuk ‘mengkonstruksikan kecantikannya’ dengan berbagai cara yang mungkin saja dapat merugikan kesehatannya? Ambil contoh bintang film, pemain sinetron dan bintang iklan Indonesia. Umumnya yang dapat dikatakan berhasil, terus dipakai dan dijadikan idaman penonton adalah perempuan Indonesia yang berwajah ‘kebarat-baratan’ alias blasteran. Mereka adalah perempuan yang berkulit putih, hidung mancung dan mempunyai badan yang tinggi semampai. Demikian juga dengan ratu atau puteri Indonesia, yang memang selalu saja mempunyai kriteria fisik seperti di atas. Jarang sekali perempuan yang mempunyai wajah asli Indonesia dapat meraih mahkota yang dipertandingkan.

So, what about you?apakah kulit putih menjadi standar kecantikan dirimu?